
Global Cyber News.Com|Asisten I Pemko Binjai Ernawati, SH. ikuti peluncuran program revitalisasi bahasa daerah secara virtual di Binjai Command Center, Selasa (22/2/2022). Dalam kegiatan ini, Asisten I Pemko Binjai didampingi pula oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai Sri Ulina Ginting, S.Pd dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Binjai Ir. Yusfik Helmi.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program revitalisasi bahasa daerah yang merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Episode ke-17. Program ini dia luncurkan sebagai upaya untuk melestarikan bahasa daerah di tengah-tengah anak muda Indonesia dan masyarakat secara umum. Sebab menurutnya, dia tidak ingin Indonesia tertular kepunahan bahasa daerah yang telah terjadi di berbagai belahan dunia.
“Hari ini kami meluncurkan Merdeka Belajar episode 17 yakni Revitalisasi Bahasa Daerah, ini kami lakukan pas dengan hari Bahasa Ibu Internasional 21 Februari,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem, program ini dihadirkan untuk melindungi bahasa daerah dari kepunahan. Nadiem memaparkan secara global, dalam 30 tahun terakhir ada 200 bahasa daerah yang punah di seluruh dunia. Dia menyebut angka itu sangat besar dan tak ingin hal itu terjadi signifikan di Indonesia. Ia pun mengatakan program ini dibangun agar kekayaan bahasa daerah Indonesia yang memiliki 718 bahasa daerah ini tetap terjaga.
Nadiem menjelaskan program ini dihadirkan untuk meyakinkan masyarakat bahasa bukan sekadar kumpulan kata, melainkan identitas bangsa. “Kalau bahasa daerah kita punah itu artinya kita kehilangan identitas, kehilangan kebhinekaan, kita hilang bukan hanya sejarah tapi segala jenis kearifan lokal,” tegasnya.
Kemendikbudristek dalam hal ini menargetkan ribuan komunitas, guru, hingga siswa sebagai pelindung bahasa daerah. Nantinya, komunitas ini juga akan dilibatkan menyusun model pembelajaran bahasa setiap daerah. Termasuk, pengayaan materi bahasa daerah dalam kurikulum dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan. “Kami juga menyasar 30 ribu guru, 17.955 kepala sekolah, dan 1.175 pengawas dalam program ini,” papar Nadiem. Menurutnya, guru bisa fleksibel, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam memberikan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Sementara itu, pihaknya menyasar lebih dari 1,5 juta siswa di 15 ribu sekolah sebagai target program. Nadiem berharap siswa dapat memilih materi sesuai dengan minat agar mereka bangga menggunakan bahasa daerah.
Red.








