Bandung, Globalcybernews.
Dansektor 22 Satgas Citarum Harum Kol Inf Asep Rahman Taufik bersama alumni ITB angkatan 95 hijaukan punclut dengan tanaman bambu dan tanaman keras serta buah – buahan di Jalan Puclut, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Bara, Sabtu (29/2).
Kegiatan ini dalam rangka menuju Reuni Perak ITB 95 dimana sebanyak 95 ribu bambu ditanam, Selain itu Dansektor 22 Kol Inf Asep Rahman Taupik juga ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan 600 tanaman keras dan buah, antaranya, makademia 50, kopi 350, surian 100, ekaliptus 100.
Ketua Reuni Perak Alumni ITB angkatan 95, Aksan Ansori Alam mengatakan, “Program ini kita kasih nama Bambu Daya, jadi program ini adalah untuk konservasi air dan udara, yang kita mau tanam adalah bambu,” ujarnya.
Aksan mengatakan, Program Bambu Daya ini tidak hanya bertujuan sebagai konservasi. Menurut dia, pemberdayaan masyarakat pun akan terwujud dengan memanfaatkan pohon bambu ketika telah tumbuh.Â
“Pemberdayaan masyarakat mulai dari makanan, bisa untuk kerajinan, dan juga kemungkinan kita mau mensupport untuk ekspor,” katanya.
Pada kegiatan ini, pihaknya pun menggandeng sejumlah stakeholder, yakni Akademi Bambu Nusantara (ABN) dan Padumukan Punclut. Termasuk dengan Sektor 22 Citarum Harum yang juga menyumbangkan sejumlah tanaman.
“Jadi kita memang akan bekerja sama debgan banyak pihak, dari DAS Citarum, dari warga, Pemprov (Jabar), KBB dan segala macam,” katanya.
Disinggung alasan memilih bambu disamping tanamam lainnya, dia menyampaikan, lantaran masuk kategori hasil hutan non kayu. Sehingga secara regulasi tidak menjadi rumit.
“Misalnya harus daftar ke LHK, jadi tanam dimanapun juga gampang, mudah, rawatnya juga mudah dibandingkan dengan yang lain. Kegunaannya juga sangat powerful makannya kita kasih nama Bambu Daya,” katanya.
Adapun alasan menjadikan Punclut yang menjadi kawasan perdana Program Bambu Daya, lantaran masih memiliki banyak lahan. Terlebih warga sekitar pun bersedia, bahkan turut semangat apabila daerahnya ditanami bambu.
“Bambu ini buat warga Punclut salah satu hal yang tanaman baru. Sebelumnya, biasanya itu sirsak, duren. Kalau bambu belum. Ini untuk menguatkan struktur tanah maka kita pilih bambu,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan Sektor 22 Citarum Harum yaitu Kol Inf Asep Rahman Taufik mengatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan tersebut. Bahkan, pihaknya menyerahkan aneka pohon lainnya untuk ditaman, seperti pohon kopi, makadamia, suren yang merupakan pohon endemic jabar, dan ekaliptus.
“Mudah-mudahaan semangat budaya bambu ini menjadi budaya kembali masyarakat Jabar. Karena manfaatnya sangat banyak, bisa ditinjau dari segi ekologis, ekonomis,” ujar Asep.
Bahkan, Asep mengatakan, bambu pun memiliki semangat besar bilamana ditinjau dari aspek perjuangan. Hal itu seperti yang dilakukan oleh para pejuang di zaman kemerdekaan. Di mana menggunakan bambu runcing sebagai senjata untuk mengusir penjajah.Â
“Harapan saya ke depan, aneka jenis bambu di kita tidak kurang dari 60 jenis. Oleh karena itu budayakan kembali, tanami dan lestarikan, akan membawa dampak manfaat dan mensejahterakan rakyat,” katanya.
Asep pun mengatakan, lahan kritis yang ada di Jabar ini perlu segera dilakukan penanganan karena berbagai erosi yang menjadi sedimentasi ke sungai. Karena itu, pihaknya pun memsuport setiap pihak yang melakukan gerakan sejenis.
“Harapan saya luas lahan kritis di KBU ini cukup banyak, saya pikir warga ditawarkan bambu ini setelah mengetahui manfaat banyak warga akan menanam,” katanya.
Lebih lanjut, Asep mengatakan Program Bambu Daya ini sangat sejalan dengan program Citarum harum. Mengingat amanah Citarum Harum ini merupakan kebersamaan.
“Kebersamaan sekarang sudah terjadi. Oleh karena itu didasari dengan semangat tinggi dan kecintaan terhadap alam, kasih saya terhadap pohon yang kita tanam hari ini, mudah-mudahan Citarum Harum akan sukses akan berhasil dan bisa dimanfaatkan oleh warga Jabar dan Indonesia,” paparnya.
Red.