Global Cyber News|Deli Serdang, jamkesnews: Mohammad Fakhrurroji, warga Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai menyambangi kantor BPJS Kesehatan Cabang Lubuk Pakam untuk mengantarkan surat dari tempatnya bekerja.Pria yang akrab disapa Oji ini, terlihat cukup baik mengenal program JKN-KIS, mulai dari membicarakan status kepesertaannya hingga pelayanan di fasilitas kesehatan.
Dia mengaku sedang mengurus perpindahan segmen kepesertaan dari PBPU (peserta mandiri) menjadi peserta PPU badan usaha swasta, melalui tempatnya bekerja. “Sudah diminta data-data, dan sudah saya berikan ke bagian HRD. Tapi saya perlu selesaikan tunggakan iuran mandiri nya dulu,” pungkasnya. Oji sepakat semestinya iuran selalu dibayar tepat waktu dan tidak sampai menunggak dan mengaku pernah mendapat pesan agar membayar iuran dari petugas telecollecting BPJS Kesehatan.
Selanjutnya pria 29 tahun ini bercerita, pengalamannya mendampingi pengobatan orang tua nya dengan kartu JKN-KIS. Sang ayah, Rusli, menderita penyakit yang berkaitan dengan fungsi lambung dan beberapa kali mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berobat sampai pernah pula dirawat inap di rumah sakit. Sementara ibunya, Refina, pernah melakukan operasi mata, juga ditemaninya berobat dari puskesmas hingga dirujuk sampai dilakukan operasi di rumah sakit.
“Bapak dan Ibu saya itu sudah merasakan berobat tidak membayar biaya apapun karena iurannya dibayarkan pemerintah, saya yang biasanya mendampingi beliau berdua kalau ada keperluan berobat. Iuran dibayar pemerintah, saat berobat juga tidak diminta biaya apapun. Kan jelas sekali ini membantu memudahkan yang memang membutuhkan,” ucapnya. Oji mengatakan perasaannya lebih ringan karena bisa fokus untuk membantu upaya pemulihan penyakit kedua orangtua nya, tidak perlu memikirkan persoalan biaya.
Oji yang merupakan ayah dari satu orang anak ini memberikan pendapatnya tentang program JKN-KIS, mengenai makna gotong royong. Dirinya mengaku sangat setuju hal itu dilekatkan dengan program JKN-KIS, karena memang sangat meringankan beban apabila sesuatu itu dikerjakan bersama-sama, saling tolong menolong, iuran yang satu membantu yang lainnya. “Program ini bagi keluarga kami sudah sangat menolong,” katanya.
Red.