Global Cyber News.Com|Mengawali hari pertama berkantor di Jakarta, Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan ke bantaran kali di Jakarta menemui pemulung dan gelandangan.
Risma mengajak pemulung dan gelandangan yang menghuni bantaran kali, agar mau mengikuti program pemberdayaan Kementerian Sosial (Kemsos).
Seperti gaya kepemimpinannya saat menjabat Wali Kota Surabaya, Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat dan Inspektur Jenderal Dadang Iskandar mengisi hari pertama berdinas tidak langsung menuju kantor.
Dengan rombongan kecil, Risma berhenti di kawasan aliran Sungai Ciliwung, di belakang kantor Kemsos.
Pada kesempatan pertama dari atas jembatan, tepatnya di Flyover Pramuka, Jalan Pramuka Sari II, Risma berdialog dengan seorang pemulung dengan gerobaknya yang bersiap melakukan rutinitas pagi bersama istrinya. Risma menyapa dan berdialog menanyakan berbagai hal kepada pasangan suami-istri tersebut.
Dalam dialog terungkap pemulung mendapat nafkah Rp 800.000 per bulan.
Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung. Risma mengajak pasangan ini untuk mau mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
“Bapak-ibu saya carikan rumah jadi enggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha,” kata Risma dalam keterangan tertulis Kemsos di Jakarta, Senin (28/12/2020).
Setelah berdialog sekitar 30 menit, rombongan bergerak. Selanjutnya Risma memilih turun ke bawah jembatan. Untuk keperluan itu, ia harus rela memanjat tangga kayu seadanya yang sengaja dipasang warga setempat.
Persis di kolong jembatan, Risma menyaksikan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di bawah kolong jembatan.
Di salah satu sudut, tampak salah satu lokasi hunian gelandangan. Di lokasi tersebut terlihat kasur gulung lusuh, lemari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit berserakan di sekitarnya, yang ditinggal penghuninya.
Kemudian Risma menyusuri bantaran kali sambal menyapa satu-satu penghuni di sepanjang kawasan ini. Kepada warga bantaran yang menyaksikan kedatangan rombongan ini, Risma menyampaikan lagi keinginannya untuk mengubah nasib mereka.
“Bapak ibu, saya hanya ingin panjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo Pak, mau ya Pak,” ucapnya.
Dari bantaran kali, Mensos Risma dan rombongan bergerak ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” di Bekasi. Sesuai dengan namanya, Balai Pangudi Luhur merupakan bentuk respon Kemsos terhadap permasalahan gelandangan dan pengemis.
Balai Pangudi Luhur menyelenggarakan rehabilitas sosial yang bersifat sementara (temporary shelter). Di sini para gelandangan dan pengemis (gepeng) mendapat layanan vokasi dalam jangka tertentu, selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan bermitra dengan pemerintah daerah.
Gaya blusukan yang dilakukan Mensos Risma dimaksudkan untuk memotret dari permasalahan dari dekat, langsung dari titik permasalahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan dia dalam sambutan pada acara serah terima jabatan, Rabu (23/12).
Risma menyatakan, tidak akan mengubah gaya kepemimpinannya, yakni akan tetap blusukan sebelum ke melakukan tugas-tugas rutin sebagai menteri.
Hal itu sudah dimulai Minggu (27/12), saat itu Risma menyapa para penyandang disabilitas intelektual di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Untuk memotret kondisi penduduk miskin, Risma menempuh jalur darat dari Surabaya ke Jakarta saat dirinya akan berkantor di Jakarta.
Red.