Global Cyber News.Com|Deli Serdang (29/12) – Daftar, bayar, selamat. Demikian kira-kira sepenggal slogan yang masih diingat di benak Zulhamdani, 30 tahun, warga Marendal, Deli Serdang. Dikatakannya, menjadi peserta JKN-KIS berarti perlu memperhatikan kewajiban yang menyertai, selain hak akan pelayanan.
Akrab disapa Zul, ayah dua orang anak ini mengaku sudah sejak lama terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Zul saat ini terdaftar dari tempatnya bekerja, sebagai peserta Pekerja Penerima Upah (PPU). Menurutnya, sebuah keuntungan tersendiri bila iuran JKN-KIS nya setiap bulan diambil dari penghasilan gajinya, sehingga kepesertaan dapat terus aktif. “Keluarga saya sering juga saya ingatkan, kalaupun mendaftar sendiri, kan sudah bisa autodebit jadi tidak lagi repot dengan urusan bayar iuran,” pungkasnya.
Zul berpendapat dengan menggunakan sebuah analogi menarik tentang JKN-KIS, menggunakan kisah pertempuran yang sering dibacanya atau disaksikannya dalam tayangan. “Seperti benteng yang dibangun untuk berjaga-jaga dari serangan musuh meskipun tidak diketahui kapan datangnya. Begitu juga “musuh” yang namanya penyakit ini, kita tahu dia ada tapi tidak tahu kapan datangnya, jadi persiapannya harus sudah ada,” ucapnya
Menggunakan kisah ini, Zul mengatakan, JKN-KIS adalah serupa benteng. Membangunnya tentu butuh pengorbanan finansial juga, tapi manfaatnya bisa datang kemudian secara berlipat-lipat. Yang utaman adalah rasa aman, karena tidak perlu pusing biaya pelayanan kesehatan saat perlu berobat.
“Saat kita sehat JKN-KIS seperti tidak berguna bagi kita, tpi saat kita sakit JKN-KIS sangat berguna bagi kita, melindungi keluarga kita dan masyarakat semua. Tahu sendiri biaya berobat itu mahal,” kata Zul. Dia menyampaikan hal tersebut untuk memberi penekanan pada sebuah pesan penting: daftarkan diri sebelum sakit, bayar iuran secara rutin sesuai ketentuan waktunya agar kepesertaan tetap dalam keadaan aktif dan selalu siap sekiranya diperlukan secara tiba-tiba.
Zul mengaku setiap pengalamannya berobat dengan JKN-KIS telah mengesankan adanya pelayanan kesehatan yang tidak membedakan. “Sama-sama peserta JKN-KIS, sama-sama kontribusi bayar iuran, sama-sama dilayani sesuai standar aturan,” ungkapnya. Menutup perbincangan, Zul menyampaikan agar setiap orang tetap menjaga semangat bergotong royong melalui program JKN-KIS, sehingga dapat saling tolong-menolong antara satu dengan yang lain.