Global Cyber News.Com|-Medan I Meski sudah bersumpah dengan Al Qur’an, Rah, penduduk Jalan Brigjen Katamso Kecamatan Medan Maimun dan Ila, penduduk Jalan Brigjen Zein Hamid Kelurahan Titi Kuning Medan, masih juga tidak mengaku ada mengambil HP milik Rani, penduduk Jalan Brigjen Zein Hamid Lingkungan X yang terjatuh di depan rumahnya saat kembali pulang bersama ayahnya pada Jumat malam (1/1/2021). Rah juga sesumbar, lacak saja pakai JPS, nanti bisa tahu siapa yang mengambilnya. Bahkan orang tua Ila yang biasa disebut Ucok sekitar pukul 11.30 Wib memaki dan mengancam orang tua Rani dengan mengatakan, keluar kau Abok, Besok (Sabtu) selesai kau kubuat. Ternyata setelah dilacak dengan JPS Sabtu pagi, (2/1/2021), HP Rani berada di didalam rumah Rah.
Kejadian tersebut dilaporkan ke Polsekta Deli Tua, namun diarahkan kepada Babinsakamtib dan Kepling X kelurahan, dengan catatan bila tak ada keputusan laporkan kembali ke Polsekta Deli Tua.
Diperoleh keterangan, pada Jumat malam usai Magrib Rani dan ayahnya keluar dengan mengendarai sepeda motor. Tak berapa lama, keduanya pulang ke rumah.. Namun ketika berada di depan rumahnya, tanpa disadari Rani, HP nya terjatuh. Saat itu Rah dan Ila sedang berada di belakang sepeda motor orang tuanya. Tiba-tiba Ila turun dari boncengan dan diduga mengambil sesuatu di gang tersebut.
Orang tua Rani saat itu Sri keluar dari pintu samping melihat Ila mengambil sesuatu di depan rumahnya. Namun saat itu Sri belum mengetahui bahwa HP anaknya ada jatuh di depan rumahnya. Pada kesempatan itu Sri langsung menelepon HP Rani yang hilang, ternyata terjadi dialog antara Sri dan Ila. “Cemana ni, cemana ni,”kata Sri menirukan ucapan Ila. Kemudian Rah menyuruh Ila mematikan HP tersebut. Setelah itu HP Rani tidak bisa dihubungi alias mati.
Sri bersama suami dan Rani langsung ke belakang Gang Balai Desa menemui Ucok, ayah Ila untuk menanyakan nomor HP Ila. Karena ada perlu perihal HP Rani yang terjatuh di depan rumahnya. Namun Ucok saat itu seperti marah-marah karena Ila dituduh yang mengambil HP. “Anak saya itu bukan pencuri,” tegasnya.
Tak berapa lama Ila kembali pulang ke rumah orang tuanya dan berjumpa dengan Sri dan suaminya. Ketika ditanyakan kembali kepada Rah (pacar Ila) dan Ila perihal HP Rani, keduanya tetap saja tidak mengaku telah mengambil HP Rani yang terjatuh itu. Dengan kecewa Sri dan suaminya kembali ke rumah.
Merasa tidak mengambil HP, Rah serta Ila dan kemenakan Ila mendatangi rumah Rani dan mengatakan tidak ada mengambil HP Rani. Sri juga bersikukuh bahwa Ila yang telah mengambil HP Rani yang terjatuh tersebut. Lalu ada anjuran supaya ambil Al Qur’an dan keduanya bersumpah tidak mengambil HP. Ternyata keduanya berani bersumpah tidak ada mengambil HP Rani dengan kitab suci tersebut.
MENGANCAM
Beberapa jam kemudian, Ucok selaku orang tua Ila sekitar pukul 11.30 Wib merasa tidak senang anaknya dituduh mengambil HP Rani, ia bolak balik di depan rumah orang tua Rani dengan mengeraskan suara becak motornya.
Kemudian ia memaki dan mengancam orang tua Rani di depan rumah Rani dengan mengatakan, keluar kau Abok, Besok (Sabtu) selesai kau kubuat. Ancaman tersebut ternyata direkam keluarga Rani.
Pada Sabtu pagi, keluarga Sri mencoba melakukan pelacakan dengan JPS melalui nomor kartu yang kedua di HP Rani. Ternyata merespon dan diketahui bahwa HP Rani berada di kawasan Gang Asli Jalan Brigjen Katamso Medan, di rumah Rah. Namun HP Rani tiba-tiba mati kembali.
Dengan dibantu beberapa penduduk setempat, akhirnya Sri berjumpa dengan orang orang tua Rah. Lalu diceritakan duduk persoalannya. Tak berapa lama akhirnya orang tua Rah mengembalikan HP Rani tersebut kepada Sri.
Beberapa jam kemudian, terlihat Rah kembali dari rumah Ila menuju kediamannya. Diduga orang tua Rah menceritakan bahwa HP Rani yang disimpan di dalam rumahnya, telah dikembalikan kepada Sri, orang tua Rani. Dalam hitungan menit, Kakak Ucok meminta maaf kepada keluarga Rani yang merasa tidak enak atas kejadian Jumat malam. Namun keluarga Rani tidak menerima permintaan maaf tersebut karena kakak perempuan Ucok ini bukan pelaku pengambilan HP Rani dan pengancaman terhadap orang tua Rani.
Siang harinya, Rani ditemani Sri dan keluarganya mendatangi Polsekta Deli Tua unuk melaporkan kejadian pengambilan HP Rani dan pengancaman orang tua Rani. Namun petugas di Polsekta Deli Tua itu mengarahkan Rani dan Sri untuk menjumpai Babinsa dan Kepling setempat untuk dilakukan mediasi. “Jika tidak ada keputusan dalam mediasi itu silahkan datang lagi kemari,” kata petugas tersebut. (pl).
Red. Pandi Lubis