Global Cyber News.Com|Ustadz Abdul Hamid memilih mendirikan pesantren di Jalur Pendakian Gunung Lompobattang. Salah satu ikhtiarnya untuk menghentikan praktek kesyrikan, “Haji Lompobattang”.
Dengan modal seadanya dan hasil infaq serta wakaf dari masyarakat, Beliau membebaskan lahan seluas 4 hektar untuk pesantren Markaz Tarbiyah. Material-material sisa bangunan dari warga sekitar pun menjadi modal untuk membangun bangunan-bangunan pesantren.
Saat tim #SahabatMuslim berkunjung ke sana, kondisi bangunan sangat memprihatinkan. Bangunan-bangunan itu telah lapuk dan atapnya bocor-bocor, sehingga para santri lebih memilih tinggal dan tidur di masjid pondok.
Ada 52 orang santri di sana, 22 akhawat dan 30 ikhwan. Latar belakang mereka beragam, ada anak-anak yatim dan ada pula anak-anak muallaf. Kebanyakan mereka berasal dari NTT. Santri ini rata-rata berlatar belakang tidak mampu secara ekonomi, sehingga tidak ada yang ditarik bayaran sepeser pun dari mereka.
Pembina Pesantren hanya mengandalkab dana infak dan waqaf dari ummat untuk operasional termasuk makanan para santri.
Bantuan para Mukhlisin berupa dana dapat disalurkan melalui rekening di bawah ini, selain itu kami juga menerima donasi berupa material bangunan, bahan makanan, dan kelengkapan belajaruntuk santri
Red.
