Sunday, September 8, 2024
spot_img
spot_img
HomeOpiniJacob Ereste :Catatan Dari Safari GMRI ke Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Jacob Ereste :
Catatan Dari Safari GMRI ke Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur

Global Cyber News.Com|Tap MPR No. 6 Tahun 2000 kata Profesor Machfud MD menyatakan bahwa seorang pemimpin yang sudah tidak dipercaya oleh masyakat rakyat dan keputusan yang dilakukannya telah menimbulkan kontraversi, maka tidak lagi perlu menunggu adanya keputusan hukum yang menyatakan bersalah baru kemudian yang bersangkutan baru mau mundur.

Yang ideal dan elegan, tidak bisa begitu, karena bagi seorang pemimpin harus teguh bersikap konsisten untuk segera mundur, meski secara hukum belum ada keputusan hukum tetap yang telah menyatakan dirinya bersalah.

Ini artinya, seorang pemimpin yang memiliki etika dan moral pun harus mundur, karena secara etika dan moral — bukan tak harus menunggu keputasan hukum — karena suatu kesalahan harus dipahami secara bathiniah bukan saja secara lahiriyah. Inilah essensi dari apa yang dimaknai oleh laku spiritual yang tidak bisa disandarkan pada akal atau pikiran belaka.

Dimensi spiritual yang hilang dalam tatanan etika dan moral berbangsa dan bernagara inilah yang membuat perilaku korup, curang, culas, rakus dan tamak serta sikap semena-mena terhadap orang lain, bahkan pada rakyat yang selalu disanjung sebagai suara Tuhan, tapi realitasnya justru diabaikan, bahkan ditipu secara terang terangan atau sembunyi-sembunyi, utamany saat Pilkada maupun Pilpres.

Suara rakyat adalah suara Tuhan itu artinya ada semacam kesadaran dan pahamam terhadap amanah atau daulah yang telah diserahkan rakyat kepada para pejabat untuk dilaksanakan dengan jujur dan ikhlas atas kesepatakan dibawah sumpah demi Allah yang diyakini sebagai pemilik kuasa atas jagat raya dan seisinya, termasuk manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dan bersama malaikat dan jin.

Begitulah, dimensi kesadaran dan pemahaman dalam konteks spiritual, betapa dekatnya manusia dengan malaikat dan jin, sebagai makhluk ciptaan Tuhan di jagat raya ini.

Pengertian serta pemahaman serupa ini mutlak masuk wilayah spiritual yang tak mungkin digapai oleh akal manusia yang paling jenius sekalipun. Sebab spiritual itu pada hakekatnya ada pada level diatas intelektual.

Oleh sebab itu, gerakan kebangkitan dan kesadaran spiritual relevan untuk dikobarkan dalam semua kesempatan dan aktivitas warga masyarakat untuk menyambut peradaban baru manusia yang lebih baik di bumi. Dan pusat dari kebangkitan spiritual ini hanya mungkin terjadi di wilayah nusantara, mengingat ragam macam potensi serta energi yang kuat dan mumpuni hanya ada di negeri kita — Indonesia yang bermula dari nusantara — dan kini tengah kembali menuju pada masa kejayaan Nusantara seperti yang pernah digapai pada masa lalu–seperti pada waktu Raja Mulawarman dari Kutai Kertanegara mampu memberi persembahan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana pada masa kejayaannya ketika itu.

Hakikat dari 20.000 ekor sapi yang menjadi persebahan ini, jelas dan pasti sebagai penanda dari ketaatan serta kecintaan sang Raja kepada para pemuka agama yang mengemban missi spiritual untuk menjaga tatanan yang harmoni — keselamatan umat dan negeri–ketika itu. Jadi bukan semacam upeti yang menandai takluknya suatu negeri terhadap negeri lain atas dasar kekuasaan, tetapi semua itu dilakukan atas kesadaran serta pemahaman pada suatu keyakinan, bahwa pemerintah yang dipimpin oleh seorang raja harus hidup berdampingan secara harmonis dengan para pihak yang menjaga etika, moral dan akhlak manusia agar tidak sampai berpaling dari hadapan Tuhan sebagai Sang Pencipta Jagat dan seisinya. Termasuk raja hingga para punggawanya tanpa kecuali.

Begitulah, satu diantara butir-butir pencerahan yang diperoleh dari safari bersama GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) ke Kutai Kertanegara dan seikitarnya pada 18 – 22 Maret 2022. Termasuk pencerahan dan perluasan wawasan budaya serta dimensi spiritual dari dialog bersama Pangeran Harry di Tanggarong, Kalimantan Timur.

Balikpapan, 22 Maret 2022

Red.

Latest Posts