Wednesday, November 29, 2023
HomeOpiniJacob Ereste :Puasa Sebagai Upaya Menguji dan Sekaligus Meningkatkan Kualitas Spiritual
spot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Jacob Ereste :
Puasa Sebagai Upaya Menguji dan Sekaligus Meningkatkan Kualitas Spiritual

Global Cyber News.Com|Puasa itu bagian dari cara untuk memasuki dunia spiritual agar bisa lebih tangguh dan bergairah menuju jalan kepada Tuhan. Karena itu, dalam semua agama ada tradisi berpuasa, meski dalam prakteknya bisa saja berbeda caranya. Namun pada hakekatnya, puasa itu untuk memperkuat dan memperteguh bathin sekaligus menguji kemampunan daya tahan untuk menahan diri agar tidak sampai berlebihan, tak jumawa, juga sebagai penakar dari kesabaran dan memperkuat keyakinan dari sikap dan laku spiritual yang harus dilakukan untuk mencapai kualitas yang lebih baik dan lebih sempurna dari keadaaan diri sebelumnya.

Itulah sebabnya dalam keyakinan kaum Muslimin, seusai ibadhah puasa pada setiap bulan ramadhan adanya perayaan lebaran sebagai ekspresi dari hari kemenangan. Jadi puasa itu upaya ritual untuk meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta jagat raya dan seisinya.

Sebab semua gerak kehidupan manusia patut disadari harus senantiasa berpijak atau didasarkan pada kuasa Allah SWT semata. Karena tiada satu pun dari daya dan upaya manusia yang sesungguhnya bisa luput dari kuasa Allah SWT sebagai pencipta langit dan bumi serta makhluknya yang ada di dunia. Dan manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara makhluk lainnya, dibanding malaikat dan iblis sekalipun.

Keyakinan dan kepercayaan manusia terhadap adanya malaikat dan iblis itu juga, sesungguhnya bagaian dari khazanah spiritual yang tidak bisa diabaikan.

Setidaknya, kesombongan manusia perlu disadari untuk tidak sampai disandingkan dengan kejumawaan iblis. Agar sifat dan sikap manusia tidak sampai mendekati sifat dan sikap iblis yang memang ditugaskan Tuhan untuk menguji dan menggoda manusia. Karena itu tak perlu heran bila banyak manusia yang memiliki sifat iblis.

Bila setiap laku manusia Indonesia dapat disandarkan semua hal yang memiliki nilai spiritual — kedekatan padaIllahi Rabbi — maka dengan sendirinya etika, moral dan akhlak manusia yang bersangkutan dapat senantiasa terjaga. Tak hendak berbuat jahat, tak akan melakukan kebohongan, tak sudi berbuat kecurangan, penipuan, bahkan punya hasrat untuk mengerem sifat rakus dan tamak seperti yang terlanjur mewabah secara nasional di negeri kita sekarang.

Adapun penyebab utama dari semua sikap dan sifat buruk itu, lantaran basis berpikir manusia Indonesia sudah dominan dicekoki oleh paham materialisme yang berasal dari turunan kapitalisme, sehingga semua yang bersifat bathiniah dilindas oleh hal-hal yang bersifat lahiriyah.

Maka itu takaran keberhasilan pun akan selalu diukur oleh kemampuan memperoleh materi dalam jumlah yang banyak agar dapat disandingkan dengan perolehan mereka yang lain.

Konsekuensi logis dari persaingan materi serupa ini telah menjadi pemicu utama dari penyebab maraknya korupsi di Indonesia ingin terus dikakukan pada semua kesempatan dan peluang yang bisa dimanfaatkan. Apalagi sanksi hukum bagi para koruptor di negeri kita bisa dinegosiasikan. Mulai dari proses penyidikan hingga pengadilan serta waktu menjalani hukuman, semua bisa diuangkan.

Jadi keculasan serupa korupsi itu tak hanya terhadi pada wilayah ekonomi semata, tetapi juga pada wilayah agama — yang justru jadi tempat etika dan akhlak harus ditakarar pun tidak lagi menggagap pamali untuk ikut menggasak juga harta negara dan rakyat yang lengah.

Oleh sebab itu, gagasan gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual di Indonesia diharap oleh Eko Sriyanto Galgendu yang juga sekaligus menjadi pelaku utamanta sebagai motor penggerak, sangat mengidolakan lahirnya para pemimpin yang berbasis spiritual yang kuat. Atau muncumnya sejumlah wali spiritual dari beragam tokoh agama yang ada di Indonesia untuk menebar benih spiritual yang akan senantiasa mengacu pada Ketuhanan Yang Maha Esa seperti yang telah nenjadi kesepakatan bagi segenap warga bangsa Indonesia sebagai falsafah hidup dan ideologi negara, yaitu Pancasila.

Bahkan tidak kalah terang dan jelas seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak semua bangsa. Karena itu penjajahan di dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikamanusiaan dan perikeadilan.

Banten, 7 Mei 2022

Red.

Latest Posts