Wednesday, July 2, 2025
HomeOpiniJacob Ereste :Catatan Dari Webinar Agama Bersama Keuskupan Agung Jakarta, 8 Mei...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Jacob Ereste :
Catatan Dari Webinar Agama Bersama Keuskupan Agung Jakarta, 8 Mei 2022

Global Cyber News.Com|Diskusi Agama Keuskupan Agung Jakarta 8 Mei 2022 yang dilaksanakan oleh Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Keuskupan Agung Jakarta, melalui webinar bersama sejumlah tokoh seperti Prof. Dr. Yudi Latief Ph.D, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Imam Besar Mesjid Agung Istiqlal Jakarta dan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Kardinal KWI/ Uskup KJI berlangsung marak dan sukses yang ditimpali oleh para peserta dengan positif bahwa peran para tokoh agama dalam mewujudkan ajaran yang tukun dan toleran bagi persatuan Bangsa sangat diperlukan.

Prof. KH. Nasaruddin Umar mengurai masalah toleransi itu adalah upaya saling mengakui sesama yang lain, bukan memaksakan kesamaan yang harus seragam.

Persepektif tentang kewajiban untuk memuliakan sesama Bani Adam itu makna tidak terbatas pada Bani tertentu saja, tapi berlaku untuk setiap orang yang disebut keturunan Adam.

Semakin tinggi pemahaman agama seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat toleransi dan solidaritasnya pada sesama peluk agama yang lain.

Dalam ajaran Isk
Lam yang sesunguhnya adalah kasih dan sayang, seperti yang terangkum dalam makna rachman dan rahim.

Al Qur’an yang terdiri dari 6.666 ayat itu intinya adalah Al Fatihah, dan Alfatihah itu jika disarikan lagi seperti yang dikandung oleh surat Bismilahi rachnan nirrachim.

Atas dasar itu pula terowongan silatirrachim yang menghubungkan Masjid Agung Istiqlal dengan Katedral sudah diwujudkan. Hanya saja peresmiannya belum dilakukan oleh Presiden.

Padahal, terowongan silarurrahim itu merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan sikap toleransi yang sudah kita bangun untuk sesama umat beragama di Indonesia.

Menurut Nasaruddin Umar, jika ada acara jeagamaan di Katedral, ruang parkir bawah tanah dapat digunakan bersama, baik untuk jamaah di Istqlal maupun umat Katholik yang ada di Katedeal.

Ruang parkif bawah tanah itu, kata Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo saat kunjungan 4 bulan lalu dapat menampung sekitar 600-an kendaraan di bawah tanah. Atas dasar itu, GMRI pernah menginisiasi untuk dapat segera memanfaatkan ruang di tanah antara Masjid Agung Istiqlal dan Katedral itu untuk acara pertemuan lintas agama yang ada di Indonesia, kata Eko Sriyanto Galgendu ketika itu.

Tujuan baik GMRI untuk memfasilitasi pertemuan lintas agama pun pada prinsipnya akan didukung Kardinal Suharyo. Hanya saja perijinannya masih terganjal oleh peresmian Presiden yang belum dilakukan sampai sekarang.

Profesor Yudi Latief melihat spirit keagamaan di Indonesia sungguh mendapat tempat yang penting dalam segenap aspek kehidupan. Bahkan capaian dari kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945 pun diakui berkat rachnat Tuhan Yang Maga Kuasa, tandasnya.

Karena itu, sila pertama dari Pancasila itu pun seharusnya dapat ikut mendorong etos dan etis yang positif bagi kemanusiaan dalam penyelenggaraan negara dan berbangsa bagi Indonesia.

Nilai-nilai agama itu sungguh mempunyai daya pengaruh yang sangat luar biasa bagi manusia.

Karena secara pertikal menurut Yudi Latief, agama itu merajut ikatan kebersamaan dalan berbangsa dan bernegara seperti yang terjadi di Indonesia. Maka itu, jaringan pertikal yang sudah dibangun oleh ikaran keagamaan, cuma tinggal dilanjutkan dengan terus menata jaringan atau struktur dari bangunannya yang bersifat harizontal agar semakin harmoni.

Pandangan Gereja dalam konteks penghormatan terhadap martabat manusia melalui budaya dan kearifan lokal, diungkap oleh Ignatius Kardinal Suharyo.

Keuskupan Agung Jakarta papar Romo Suharyo ingin mengapai khalik, kemuliaan makhluk dan akhlak (taqwa) manusia yang sempyrna. Karena manusia harus sadar sebagai makhluk yang akan terus bertumbuh dengan akhlak kemanusiaan yang mulia.

Tujuan utama Keuskupan Agung Jakarta ingin mewujudkan rasa cinta tanah air dan ingin menjadi jemaat yang baik.

Seandainya cinta tanah air kita tetap dirawat dengan baik, kata Kardinal Suharyo, maka moderasi beragama dan toleransi dalam beragama bisa semakin baik di
Indonesia.

Usai paparan, tanggapan positif diawali oleh PGIW DKI Jakarta, Johnery Pandia. Menyusul kemudian dari Gde Sukadana Perwakilan Majlis Agama Hindu.

Lalu Avino Martinez, Walubi DKI Jakarta atau Majlis Agama Buddha yang menambahkan dalam ajaran Budha bukan cuma kasih, tapi welas asih bagi sesama manusia. Dan dari Matakin, Majlis Agama Kong Ho Chu, diwakili oleh Dewi Riawati.

Sedangkan dari Penghayat Kepercayaan, diwakili Eko Sriyanto Galgendu yang juga mewakili Sahabat Spiritual Indonesia.

Menurut Wali Spiritual Indonesia ini bangsa Indinesia sangat peduli dan penuh cinta kasih yang melekat dalam jiwa bangsa Indonesia. Maka itu peran pemuka agama terhadap tata kelola negara sangat diharap dapat kembali pada kemuliaan yang seharusnya tetap terjaga dengan pengawasan dari para wali spiritual Indonesia, tandas Eko Sriyanto Galgendu.

Banten, 8 Mei 2022

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts