globalcybernewscom-Berada di sebelah barat semenanjung Sinai, yang merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir. Menghubungkan pelabuhan Said di Laut Tengah dengan Suez yang ada di Laut Merah. Terusan Suez ini mulai dibangun pada 25 September 1859, dan diresmikan pada 17 November 1869. Pembangunan dilakukan oleh insinyur Prancis bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.
Terusan Suez ini merupakan jalur tercepat untuk menghubungkan antara Eropa dan Asia. Terusan ini juga menjadi penghubung antara benua Asia dan Afrika. Terusan Suez juga menjadi jalur terpendek antara Eropa dengan daratan sekitar Samudera Hindia dan Pasifik bagian barat. Tak heran jika Terusan Suez menjadi salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia.
Terusan Suez dibangun dengan menggunakan sistem kerja paksa para rakyat miskin dengan gaji yang kecil dan ancaman kekerasan. Dengan menggunakan alat seadanya puluhan ribu petani menggali parit. Tak dapat dipungkiri banyak korban berjatuhan selama proyek ini berlangsung. Menghadapi hal tersebut Ferdinand de Lesseps dan perusahaannya mulai memutar otak, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memanfaatkan sejumlah kapal keruk bertenaga batubara dan bertenaga uap untuk proses selanjutnya.
Pada tahun 1967 Mesir dan sejumlah negara Arab lainnya bersatu berperang melawan Israel. Pertempuran tersebut dikenal dengan sebutan Perang Enam Hari. Sebelum gencatan senjata disepakati, tentara Israel sempat maju hingga mencapai tepi timur Terusan Suez. Akibat pertempuran tersebut Terusan Suez pun rusak parah. Hingga akhirnya Terusan Suez ditutup dari tahun 1973 sampai tahun 1975.
Pada Selasa, 23-3-2021 kemarin, sebuah kapal raksasa yang mengangkut kontainer terjebak di Terusan Suez yang membuat jalur menjadi macet. Kapal bernama Evergreen tersebut rupanya keluar jalur lintasan karena terdampak badai pasir dahsyat yang saat itu melanda Gurun Sinai di Mesir. Kecelakaan tersebut terjadi karena jarak pandang sang Kapten terhalang oleh badai pasir.
Dikutip dari berbagai sumber sebagai bahan tulisan.