globalcybernews.com-Medan I Jusuf Ginting ternyata sudah mempersiapkan dirinya sejak tujuh tahun lalu dengan beragam karya kemanusian dan sosial untuk menjadi Calon Legislatif (Caleg). Ayah tiga anak ini juga pernah gagal menjadi Caleg di Langkat pada tahun 2014 lalu. Selanjutnya iapun ikut membantu serangkaian kemanusiaan yang dituangkan Anggota DPR RI, dr.Sofyan Tan di Perguruan Iskandar Muda Medan Sunggal. Tak heran jika Jusuf Ginting yang dikenal ramah dan tidak sombong ini melenggang menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Medan priode 2024-2029, dengan raihan suara yang cukup signifikan.
“Semua itu berkat Tuhan. Karena tanpa Dia, melalui PDI Perjuangan ini saya takkan bisa seperti ini,” kata Jusuf Ginting di Medan baru-baru ini.
Saat itu, Jusuf Ginting, disebut-sebut meraih suara terbanyak di Dapil 5 Kota Medan meliputi Kecamatan Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Tuntungan dan Medan Selayang.
Ia hadir di PSU TPS 5 Kelurahan Titi Kuning Medan bukan untuk membanggakan diri. Cuma selain ingin melihat perjalanan coblos ulang di Titi Kuning Medan itu, juga ingin bertemu kawan-kawan lamanya di kelurahan tersebut.
“Saya juga pernah melebur diri membantu masyarakat saat di Kelurahan Kwala Bekala bawah terendam banjir pada tahun 2019 lalu. Waktu itu saya bersama masyarakat lainnya menyediakan sedotan lumpur dan air, serta menyediakan sandang pangan bagi masyarakat yang terkena banjir,” kata Jusuf Ginting.
Lebih jauh Jusuf Ginting mengakui bahwa ia beserta pihak Kepolisian dan TNI berhasil menekan angka kriminalitas di kelurahan Kwala Bekala yang sepuluh tahun lalu dikenal sangat rawan, akibat maraknya narkoba yang berdampak tingginya kejahatan di kelurahan tersebut. Kini kelurahan Kwala Belaka sudah kondusif. Maka wajar saja bila masyarakat merespon ketika Jusuf Ginting maju sebagai caleg dari PDI Perjuangan.
“Tak usah jadi Caleg pun saya sudah banyak berbuat di tengah masyarakat melalui karya kemanusiaan, sosial dan membangun program pendidikan gratis mulai SD hingga perguruan tinggi bagi masyarakat tak mampu.
FASILITASI KEMANUSIAAN
Jusuf Ginting juga mengakui pernah menemukan anak balita memiliki kelamin ganda di Medan. Ia dan dr.Sofyan Tan bergerak cepat mempasilitasi rumah sakit dan keperluan lainnya, agar anak tersebut bisa sehat seperti lazimnya anak yang lainnya.
Dengan pelayanan yang maksimal, akhirnya anak tersebut bisa sehat kembali. Dengan jujur, ia mengakui mengeluarkan kocek sendiri untuk keluarga anak tersebut. Karena tak tega, dengan kondisi orang tua yang kerjanya hanya pengopek kemiri, rumahnya berlantai tanah dan beratap daun nipah.
Banyak temuan lainnya yang umumnya bisa mendorong anak tidak bisa kuliah, karena ijazah ditahan pihak sekolah akibat tak sanggup bayar uang sekolah beberapa bulan dan mengambil ijazah.
“Kitalah yang mempasilitasi pertemuan antara orang tua anak dengan pihak sekolah guna mencari solusi supaya anak tersebut dapat kuliah gratis di Unpri Medan dan setiap enam bulan sekali memperoleh memperoleh bantuan uang kuliah. Solusinya uang tunggakan sekolah dicicil sampai lunas,” kata Jusuf Ginting.
Pihaknya ikhlas memberi bantuan program bea siswa mulai SD sampai perguruan tinggi. Kita, lanjutnya berbuat kebaikan bukan untuk minta balasan. Tidak sama sekali. Kita juga sudah biasa mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang yang sudah kita berikan fasilitasi kemanusiaan.
“Mereka sama sekali tidak ingat sama kami. Itu wajar terjadi di dunia ini. Karena dalam perjalanan hidup ini nanti akan ada yang menglkhianati kita ke depan. Itu biasa. Apalagi dalam dunia politik,” tandasnya.
Jusuf Ginting juga mengakui, bahwa tanpa PDI Perjuangan, ia takkan bisa seperti ini. Itulah kelebihan partai ini yang dianggap orang aneh-aneh. Tapi inilah PDI Perjuangan, beda dengan partai lainnya. Bahkan ia juga sempat dibilang Caleg yang miskin di Medan. Tak punya uang.
“Namun bukan itu yang bicara. Ketika bapak telah menyentuh hati masyarakat dengan sentuhan kemanusiaan, maka masyarakat itu sendiri nantinya yang akan menentukan pilihannya. Makanya, tidak heran ketika banyak caleg yang menabur uang untuk menaruh simpati masyarakat, tapi tak juga dipilih rakyat,” katanya seraya menambahkan bahwa ke depan, ia dan dr.Sofyan Tan tetap konsisten membangun anak bangsa melalui program pendidikan bea siswa SD sampai perguruan tinggi.
Ketika disinggung program jangka pendek yang akan dilakukannya saat menajdi seorang parlemen di DPRD Kota Medan, Jusuf Ginting menyatakan akan tetap eksis memperkuat sisi kemanusiaan dengan membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Saat ini banyak PKH, KIP dan KIS di tengah masyarakat, kenapa yang seharusnya layak dibantu, tapi ternyata tidak mendapat bagian. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Itu karena terjadi faktor kedekatan keluarga dan sudah menyalahi amanah yang telah diberikan kepadanya. Ke depan, kita tidak mau seperti itu lagi. Kalau itu sudah menjadi hak seseorang yang layak diberikan, yah harus dibantu. Bukan sebaliknya, keluarga dekat kita yang hidupnya sudah layak, malah mendapat jatah Bansos atau PKH. Itu tidak adil namanya,”tandas Jusuf Ginting yang mengaku banyak memiliki saudra Muslim di Sumut, terutama kota Medan.
Sementara beberapa kaum ibu di bilangan Kelurahan Kwala Bekala mengakui bahwa pilihannya kepada Jusuf Ginting saat Pemilu Rabu, (14/2/2024) agar Jusuf Gintig dapat menindaklanjuti dan meningkatkan program pendidikan gratis mulai SD
Red