globalcybernews.cpm -Ahlul Quran Adalah Keluarga Allah
عن انس رضى الله عنه قال: قال رسول
صلى الله غليه وسلم إِنَّ لِلَّهِ اَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ قَالُوْا: مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ اَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ
Dari Anas r.a., berkata bahwa Rasulullah saw bersabda; “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” beliau menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.”
(HR Nasai, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Yang dimaksud ahlul qur’an bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja.Ahlul qur’an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur’an.
2- Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.
3- Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi berkata, “Ahli Al-Qur’an yaitu: orang-orang yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya”. (Catatan kaki Sunan Ibnu Majah, no. 215)Keutamaan menyibukkan diri dengan Al-Qur’an, yaitu dengan membacanya, menghafalnya, mempelajarinya, memahaminya, meyakininya, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
Al-Manawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah para penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka itu adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari kalangan manusia. Mereka dinamakan seperti itu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka seperti penamaan Baitullah.
4- Adapun orang yang hafal Al-Qur’an, membaguskan bacaan Qur’an nya, membaca setiap hurufnya dengan baik. Namun jika ia menyepelekan batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, ia bukan termasuk dari ahlul qur’an. Tidak pula termasuk dari orang-orang khususnya Allah.
5- Jadi ahlul qur’an adalah orang yang berpedoman dengan Al-Qur’an (dalam gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Qur’an sebagai panutan. Mereka mengambil fiqih, hukum-hukum dari Al-Qur’an, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam beragama..”.
Tema yang berkaitan dengan Al-Qu’an:
1- Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Di bulan puasa ini Allah Swt menurunkan Al-Qur’an atau Nuzulul Qur’an.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…”
(QS Al-Baqarah/2:185).
2- Seandainya Al-Qur’an itu dibuat-buat sendiri, seperti yang dikatakan oleh sebagian kaum musyrik dan kaum munafik yang bodoh dalam hati mereka.
Yaitu niscaya dijumpai banyak pertentangan dan kelabilan. Dengan kata lain, sedangkan Al-Qur’an itu ternyata bebas dari pertentangan; hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah.
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
(An Nisa’: 82)
3- Dijadikan Al-Qur’an itu mudah bacaan (lafaz)nya dan dimudahkan pula pengertiannya bagi orang yang menginginkannya agar dia memberikan peringatan kepada manusia.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran.
(Al-Qamar: 17)
Red