globalcybernews.com -Pentingnya Menunaikan Amanah dan Silaturahim
عن حُذَيفَة وأبي هريرة رضي الله عنهما قالا: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((يَجمَعُ اللهُ تبَارَكَ وَتَعَالَى النَّاسَ فَيَقُومُ المُؤمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ لَهُمُ الجَنَّةُ، فَيَأتُونَ آدَمَ صَلَواتُ اللهِ عَلَيهِ، فَيقُولُونَ: يَا أَبَانَا اسْتَفْتِحْ لَنَا الجَنَّةَ، فَيقُولُ: وَهَلْ أخْرَجَكُمْ مِنَ الجَنَّةِ إلا خَطيئَةُ أبيكُمْ! لَسْتُ بِصَاحِبِ ذلِكَ، اذْهَبُوا إِلَى ابْنِي إِبْراهيمَ خَلِيل اللهِ.
قَالَ: فَيَأتُونَ إبرَاهِيمَ فَيَقُولُ إبراهيم: لَسْتُ بِصَاحِبِ ذلِكَ إِنَّمَا كُنْتُ خَليلًا مِنْ وَرَاءَ وَرَاءَ، اعْمَدُوا إِلَى مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ الله تَكليمًا. فَيَأتُونَ مُوسَى، فَيَقُولُ: لستُ بِصَاحِبِ ذلِكَ، اذْهَبُوا إِلَى عِيسى كلمةِ اللهِ ورُوحه، فيقول عيسى: لستُ بصَاحبِ ذلِكَ.
فَيَأتُونَ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم فَيَقُومُ فَيُؤذَنُ لَهُ، وتُرْسَلُ الأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَيَقُومانِ جَنْبَتَي الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أوَّلُكُمْ كَالبَرْقِ)) قُلْتُ: بأبي وَأمِّي، أيُّ شَيءٍ كَمَرِّ البَرقِ؟ قَالَ: ((ألَمْ تَرَوا كَيْفَ يمُرُّ وَيَرْجِعُ في طَرْفَةِ عَيْن، ثُمَّ كَمَرّ الرِّيحِ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَأَشَدِّ الرِّجَال تَجْري بهمْ أعْمَالُهُمْ، وَنَبيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّراطِ، يَقُولُ: رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ، حَتَّى تَعْجِزَ أعْمَالُ العِبَادِ، حَتَّى يَجِيء الرَّجُلُ لا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إلا زَحْفًا، وَفي حَافَتي الصِّراطِ كَلاَلِيبُ معَلَّقَةٌ مَأمُورَةٌ بِأخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ، وَمُكَرْدَسٌ في النَّارِ)) وَالَّذِي نَفْسُ أَبي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ، إنَّ قَعْرَ جَهَنَّمَ لَسَبْعُونَ خَرِيفًا. رواه مسلم.
Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata: “Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Allah Tabarakawa Ta’ala mengumpulkan seluruh manusia lalu berdirilah kaum mu’minin sehingga didekatkanlah syurga untuk mereka. Mereka mendatangi Adam shalawatullah ‘alaih, lalu berkata: “Hai bapa kita, mohonkanlah untuk kita supaya syurga itu dibuka.” Adam menjawab: “Bukankah yang menyebabkan keluarnya engkau semua dari syurga itu, tiada lain kecuali kesalahan bapamu semua ini. Bukan aku yang dapat berbuat sedemikian itu. Pergilah ke tempat anakku Ibrahim, kekasih Allah.”
Beliau s.a.w. meneruskan: “Selanjutnya Ibrahim berkata: “Bukannya aku yang dapat berbuat sedemikian itu, hanyasanya aku ini sebagai kekasih dari belakang itu, dari belakang itu – maksudnya untuk sampai ke tingkat yang setinggi itu tidak dapat aku melakukannya. Pergilah menuju Musa yang Allah telah berfirman kepadanya secara langsung.” Mereka mendatangi Musa, lalu Musa berkata: “Bukannya aku yang dapat berbuat sedemikian itu. Pergilah ke tempat Isa, sebagai kalimatullah – disebut demikian kerana diwujudkan dengan firman Allah: Kunduna abin ertinya “Jadilah tanpa ayah – dan juga sebagai ruhullah – maksudnya mempunyai ruh dari Allah dan dengannya dapat menghidupkan orang mati atau hati yang mati.” Seterusnya setelah didatangi Isa berkata: “Bukan aku yang dapat berbuat sedemikian itu.” Kemudian mereka mendatangi Muhammad s.a.w., lalu Muhammad berdiri – di bawah ‘Arasy – dan untuknya diizinkan memohonkan sesuatu.
Pada saat itu amanat dan kekeluargaan dikirimkan, keduanya berdiri di kedua tepi Ash-Shirath -jambatan, iaitu sebelah kanan dan kiri. Maka orang yang pertama-tama dari engkau semua itu melaluinya sebagai cepatnya kilat.”
Saya – yang merawikan Hadis – bertanya: “Bi-abi wa ummi, bagaimanakah benda yang berlalu secepat kilat?” Beliau s.a.w. menjawab: “Tidakkah engkau semua mengetahui, bagaimana ia berlalu dan kemudian kembali dalam sekelip mata. Kemudian yang berikutnya dapat melalui Ash Shirath sebagai jalannya angin, kemudian sebagai terbangnya burung, lalu sebagai seorang yang berlari kencang. Bersama mereka itu berjalan pulalah amalan-amalan mereka sedang Nabimu ini – Muhammad s.a.w.
- berdiri di atas Ash-Shirath tadi sambil mengucapkan: “Ya Tuhanku, selamat-kanlah, selamatkanlah.” Demikian itu hingga hamba-hamba yang lemah amalan-amalannya, sampai-sampai ada seorang lelaki yang datang dan tidak dapat berjalan melainkan dengan merangkak -sebab ketiadaan kekuatan amalnya untuk membuat ia dapat berjalan baik.”
Pada kedua tepi Ash-shirath itu ada beberapa kait yang digantungkan dan diperintah untuk menyambar orang yang diperintah untuk disambarnya. Maka dari itu ada orang yang tergaruk tubuhnya, tetapi lepas lagi – selamat – dan ada yang terpelanting ke dalam neraka – yang sebahagian menindihi sebahagian orang yang lain.
Demi Zat yang jiwa Abu Hurairah ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya dasar bawah neraka Jahanam nescayalah sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.” (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat untuk hisab (perhitungan) dan balasan.
2- Lantas orang-orang mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka, namun tidak dibuka karena lamanya waktu berdiri pada hari kiamat.
3- Maka mereka pergi menemui Adam -‘alaihi as-salām- meminta kepadanya agar ia memohon kepada Allah untuk membukakan surga bagi mereka. Adam menolak mereka bahwa dirinya bukan orang yang pantas untuk itu. Hal ini disebabkan dosanya yang menjadi sebab keluarnya mereka semua dari surga.
4- Lantas ia mengutus mereka (pergi) kepada Ibrahim, karena ia adalah khalīlullāh (kekasih Allah), dan kekasih merupakan derajat kecintaan yang paling tinggi. Lantas mereka pergi kepada Ibrahim. Ibrahim berkata kepada mereka, “Aku tidak memiliki derajat yang tinggi seperti itu.
5- Pergilah kepada Musa karena Allah -Subḥānahu- telah berbicara kepadanya secara langsung tanpa perantara.” Mereka pun mendatangi Musa -‘alaihi as-salām-. Lalu Musa berkata kepada mereka, “Aku bukan orang yang pantas untuk itu.
6- Pergilah kepada Isa -‘alaihi as-salām- karena Allah telah menciptakannya dengan kalimat dari-Nya.” Lantas mereka pergi menemui Isa. Isa berkata kepada mereka, “Aku bukan orang yang pantas untuk itu.”
7- Selanjutnya mereka pergi kepada Nabi kita Muhammad -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- lalu meminta kepada beliau agar memohon kepada Allah untuk menetapkan keputusan di antara mereka dan membukakan surga untuk mereka. 8- Beliau menjawab (permintaan) mereka lalu beliau diberi izin.
9- Lantas datanglah amanat dan kekeluargaan, lalu keduanya berdiri di dua tepi jembatan; yaitu jembatan yang membentang di atas Jahanam. Orang-orang melintas di atasnya sesuai dengan amalan-amalan mereka. Orang yang di dunia bersegera melakukan amal saleh maka dia melintas dengan cepat di atas jembatan ini. Demikian pula sebaliknya. Di antara mereka ada yang selamat; ada juga yang jatuh di Jahanam.
10- Sesungguhnya dasar Jahanam tidak dapat dicapai kecuali setelah tujuh puluh tahun perjalanan karena jauhnya. Kita berlindung kepada Allah darinya.
11- Didalam hadist memberikan petunjuk bahwa AMANAH dan SILATURRAHIM merupakan dua perkara yang sangat besar dan mempunyai kedudukan yang utama, bila seseorang tidak ada masalah didalam amanah dan silaturahim maka akan melewati shirath (jembatan berada diatas neraka) dengan sukses.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an:
1- Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa Dia memerintahkan agar amanat-amanat itu disampaikan kepada yang berhak menerimanya.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah itu memerintahkan kepada engkau semua supaya engkau semua menunaikan – memberikan – amanat kepada ahlinya – pemiliknya.”(an-Nisa’: 58)
2- Bahwa amanat adalah taklif dan menerima semua perintah serta larangan berikut segala persyaratannya. Yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan mendapat siksa. Lalu amanat ini diterima oleh manusia karena kelemahan, kebodohan, dan kezalimannya, terkecuali bagi orang yang diberi taufik oleh Allah, dan akhirnya hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.
إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Allah Ta’ala berfirman pula:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan amanat [18]kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa takut terhadap itu, sedang manusia suka memikulnya, sesungguhnya manusia itu amat menganiaya serta bodoh sekalian.” (al-Ahzab: 72).
3- Silaturrahim, berbuat baik kepada kaum kerabat dan sanak famili, juga kepada kaum fakir miskin, orang-orang yang memerlukan bantuan, dan mendermakan kebajikan.
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkannya. (Ar-Ra’d: 21).
Red