globalcybernews.com -Banyak yg bilang begitu.. tapi..
Tahu nggak lur..
Sejak wujudnya pada 1757, Malioboro menjadi “marga raja” atau “jalan raja” yang menghubungkan garis imajiner antara kraton dengan tugu.
Jadi apakah dulu ada orang berjualan souvenir dan oleh2 disitu ? Tidak ! Semua dipusatkan di Pasar Gedhe (selanjutnya dinamai Beringharjo setelah dipugar sekitar 1925). Tetapi rumah2 sepanjang jalan itu perlahan2 berubah menjadi toko2 terutama sepanjang Pecinan dari Ketandan hingga Pasar Gedhe (awalnya).
Gambar tahun 1940an baru mulai memperlihatkan adanya orang yg mulai berjualan secara ngemper/kakilima di Malioboro. Jadi selama 183 tahun (1757 – 1940) kegiatan dagang secara “ngemper” ini tidak ada.
Barulah perlahan2 dengan statusnya sebagai ibukota (1946 – 1950) dan kemudian makin banyak wisatawan yg datang, maka mulai banyak orang yg berjualan di pedestrian (kakilima) malioboro, batik, oleh2.
Pokoknya happening banget.
Tapi itu sebenarnya hanyalah imej yg sebntar yaitu sekitar 1940 – 2022 atau hanya 82 tahun, dibanding imej klasik 183 tahun sebelumnya.
Jadi kadang ada yg bilang, malioboro nggak seperti dulu lagi… malioboro yang periode kapan nih maksudnya ?
Karena 183 tahun lamanya Malioboro memang bukan tempat orang berjualan kakilima.
Itu yang harus kita fahami. Menempatkan sejarah Malioboro pada tempatnya.
Red
