globlcybernews.com -Tahukah kamu bahwa Umat Islam diistimewakan dengan syiar bernama Azan? Azan, sebagaimana kamu tahu, adalah panggilan untuk semua muslim untuk melaksanakan shalat. Setiap hari kita mendengarnya, melafalkannya, menjawabnya. Bahkan di masa kecil, kita ikut perlombaannya.
Namun tidak banyak yang tahu bahwa asal-usul azan begitu unik. Dengan bertambahnya umat Islam di masa Rasulullah ﷺ , membuat sebagian dari sahabat cukup sulit mengetahui kapan shalat tepat waktu. Hal ini pun dipikirkan oleh para sahabat, dan kemudian muncullah ide-ide bagaimana cara memanggil orang untuk shalat di masjid.
Ada yang mengusulkan terompet, namun Rasulullah ﷺ tidak ingin umatnya menyerupai yahudi. Ada yang mengusulkan dengan api unggun besar sampai terlihat ke seluruh Madinah, tapi itu terkesan mirip dengan ajaran majusi. Ada juga yang mengusulkan dengan lonceng seperti nasrani. Semua usul itu tertolak pada akhirnya, namun belum ditemukan juga bagaimana solusinya.
Hal ini terngiang betul pada sahabat Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih. Hingga akhirnya, suatu hari beliau bermimpi bahwa seorang lelaki mengajarkannya lafaz untuk memanggil kaum muslimin di waktu shalat. Esok paginya, Abdullah bin Zaid mengabarkannya pada Baginda Rasulullah ﷺ. Betapa bahagianya beliau ﷺ dengan mimpi sahabatnya itu, lalu memanggil Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan pertama dengan lafaz yang didapat dari mimpi Abdullah bin Zaid.
Mendengar azan yang berkumandang itu, Umar buru-buru datang ke Masjid lalu berkata pada Nabi, bahwa ia pun bermimpi yang sama dengan Abdullah bin Zaid, namun ia belum menceritakannya pada Rasulullah sejak 20 hari setelah ia bermimpi.
Umar bin Khattab bermimpi dalam tidurnya lalu datang pada Rasulullah sembari mengisahkan apa yang dimimpikannya, “Wahai Rasulullah ﷺ, aku juga bermimpi tentang laki-laki berpakaian hijau lewat di depanku membawa lonceng.”
.
“Aku bertanya padanya, apakah lonceng itu hendak ia jual”, lanjut Umar bin Khattab, Kemudian orang itu balik bertanya, “Memangnya ingin kau gunakan untuk apa?” “Sebagai panggilan shalat”, jawab Umar. Orang itu bertanya lagi, “Maukah aku tunjukkan yang lebih baik daripada itu?” Kemudian, dia menyebutkan kepada Umar lafal azan.
.
Sejak itulah azan berkumandang di Madinah, lalu tersiar ke seluruh dunia, dari zaman Rasulullah hingga zaman kita. Subhanallah!
Red