globalcybernews.com -Kekuatan tersembunyi dalam sikap pasrah, kata David R. Hawkins yang dinarasikan dalam kalimat singkat “Letting Go” dipahami oleh Aswar bermula dari keberadaan diri kita yang memiliki dua sisi, yaitu keilahian dan kemanusiaan. Untuk kemanusiaan itulah sebabnya kita menyukai penderitaan, kerja keras dan perjuangan untuk bertahan hidup. Sedangkan keilahian senantiasa berada dalam suasana damai, bahagia dan hidup berkelimpahan dengan mudah.
Begitulah Letting Go, sebuah mekanisme paling sederhana, namun tak ada yang melampauinya untuk menaikkan level kesadaran menuju keilahian. Padahal kuncinya adalah kesediaan untuk mentransendensikan ego ke diri yang sejati.
Menurut Adjie Santosoputro, banyak orang yang beranggapan bahwa hidup adalah perjalanan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi dalam perjalanan spiritual, apa saja yang kita inginkan itu pun harus dipasrahkan. Sehingga dia pantas menyebut buku Letting Go merupakan bacaan yang sangat penting untuk memahami mekanisme ikhlas dan pasrah dari para ilmuan dan spiritualis modern pada abad ini. Dalam ungkapan yang lebih metaforais, Arif RH menggambarkan seperti menarik busur anak panah yang akan menembus satu sasaran. Maka sehebat apapun kita fokus pada sasaran dan sehebat apapun kita menarik busur anak panah itu, semua tiada gunanya tanpa melakukan tahapan akhir untuk melepaskan hunjaman anak panah itu menembus sasaran. Jadi Letting Go — melepaskan– adalah kunci akhir dari keberhasilan yang ingin disasar. Dengan proses yang sempurna itu, banyak keajaiban bisa didapat dan ditemukan tanpa pernah bisa diduga sebelumnya.
Kekuatan tersembunyi dari sikap pasrah seperti bagian dari upaya menyingkirkan penghalang menuju keberadaan jiwa yang lebih tinggi menuju pencerahan kehidupan yang fana.
Mekanisme pelepasan emosi, apati dan depresi hingga duka cita dan ketakutan, bisa diikuti rinciannya dalam paparan David R. Hawkins tentang cara paling efektif untuk menyingkirkan berbagai hambatan batin menuju pencerahan. Karena hampir semua penyakit fisik dan mental disebabkan oleh emosi-emosi negatif yang terpendam di alam bawah sadar. Jadi, emosi-emosi itu bisa dibersihkan melalui sikap pasrah.
Dan sikap pasrah adalah esensi dari semua ajaran agama, tetapi banyak yang gagal melakukannya, karena tidak memahami mekanismenya.
Masalah hasrat, amarah hingga masalah kedamaian menjadi bagian paparan yang cukup rinci dan mendetail hubungannya dengan mekanisme kerja tubuh manusia yang sangat sempurna sebagai ciptaan Tuhan untuk mewakili eksistensi Tuhan sebagai Khalifah di muka bumi. Karena itu, buku ini pun mengisyaratkan manusia tak mungkin dapat mencapai kesempurnaan hidup tanpa meyakini peran Tuhan Yang Maha Kuasa — dan Maha Pengasih serta Maha Penyayang.
Banten, 31 Agustus 2024
Red