Global Cyber News| Medan I Di tengah ketidakpastian tuntasnya pandemic Covid-19, sekitar 209 negara, termasuk Indonesia mengalami dampak ekonomi yang luar biasa. Semua negara tidak luput dengan yang namanya memutus mata rantai penyebaran virus satu ini.
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat memperkirakan akibat dampak Covid-19 ini perekonomian Sumut bisa mengalami perlambatan menjadi berada di kisaran 4,3 persen – 4,7 persen (yoy). “Melambat 0,8 persen dari baseline dalam scenario mild.
Sementara pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,22 persen dan tahun 2018 tumbuh sebesar 5,18 persen. Sebelum ada Covid-19, BI Sumut memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dapat tumbuh di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen (yoy).
Namun Wiwiek dapat setiap kesempatan selalu berkata kita harus tetap optimis dalam situasi apapun juga, termasuk Covid-19. Pada Bincang Bareng Media (BBM) sebelumnya Wiwiek juga memprediksi bahwa perjalanan Covid-19 berakhir pada akhir triwulan II tahun 2020. Setelah itu baru masuk dalam fase pemulihan ekonomi.
Menurut dia, perkembangan dunia terkini berdasarkan JP Morgan pada 20 Maret 2020 lalu, memperkirakan adanya pertumbuhan dunia yang negatif -1.1 persen. Bahkan World Bank mencatat bahwa ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 2,3 persen.
Pantauan wartawan, ekonomi dunia saat ini memang sedang dibayang-bayangi resesi ekonomi. Namun bukan tidak mungkin adanya perubahan yang mendasar dengan bantuan tangan Allah SWT seperti yang diutarakan beberapa tokoh agama bahwa Covid-19 ini semakin menyadarkan manusia terhadap kebesaran Tuhan.
Di sisi lain, Wiwiek juga mengakui bahwa aktivitas belanja mulai terlihat menurun drastis di bulan Maret mencapai 40 persen-70 persen. “Hal ini tercermin dari hasil konfirmasi Bank Indonesia terhadap beberapa toko/swalayan/departemen store seiring dengan perilaku self-distancing yang mulai digalakkan,” ucap Wiwiek dalam siaran persnya Selasa (14/4/2020).
Saat ini, lanutnya, tidak sedikit pelaku usaha mengalami penurunan omset dan sebagian telah merumahkan karyawan bahkan melakukan PHK. Dampak ekonomi LU PBE akibat penurunan produktivitas dan margin diperkirakan sebesar 0.4 persen-0.7 persen dari baseline. (pl)
Red. Pandi Lubis