Global Cyber News| Langkat I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabuten Langkat dengan tegas menolak RUU Haluan Indonesia Pancasila (HIP) yang belakangan sangat mengganggu segala lapisan masyarakat di Indonesia.
“Penolakan terhadap RUU HIP ini sudah kami tuangkan dalam pernyataab sikap MUI Langkat pada 20 Juni 2020 lalu dan dihadiri pimpinan DPRD Kabupaten Langkat. Selanjutnya kami juga akan melakukan hal yang sama dengan ormas-ormas Islam pada Minggu (5/7/2020),” ucap Ketua MUI Kabupaten Langkat, H. Ahmad Mahfud pada wartawan Rabu (1/7/2020).
Disebutkan, pada Jumat lalu, pihaknya melakukan rapat bersama dengan sejumlah ormas Islam di Kantor MUI Langkat. Umumnya mereka antusias menolak RUU HIP karena merupakan ancaman besar bagi masyarakat Indonesia.
Ahmad Mahfud menilai, HIP ini memberi ruang munculnya kembali komunisme, leninisme, markisme di Indonesia, terutama Sumut. Karena . Eka sila adalah bentuk pengkhianat te. Eka sila adalah bentuk pengkhianat terhadap Pancasila yang sudah dibahas BPUPKI.
“Jadi masyarakat Sumut harus mewaspadai munculnya kembali komunisme dalam wajah baru. Itu ancaman bagi kita semua. Jangan beri peluang masuk. Karena bisa membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya.
Pada deklarasi atau pernyataan sikap bersama Ormas-Ormas Islam pada 5 Juli, lanjut Ahmad Mahfud, kita selain menolak RUU HIP, juga meminta pemerintah membangun situs atau monument pahlawan nasional Amir Hamzah yang dibantai penjajahan lalu.
‘Pembangunan monument tersebut sangat penting artinya bagi generasi muda kita agar mereka tetap semangat dan selalu mengingat perjuangan para pahlawan kita,” ucapnya.
Selain itu, kita juga meminta kepada pemerintah agar tidak lagi menerima tenaga kerja asing atau impor dari China ke Kabupaten Langkat. Karena sumber daya manusia (SDM) yang ada di Langkat masih banyak. (pl).
Red. Pandi Lubis
