Global Cyber News.Com|-Medan I Untuk tahun 2021 ini Bank Indonesia menargetkan 500 ribu pelaku usaha yang mau menggunakan merchant QRIS. Bagi kami, target ini merupakan suatu kerja besar yang harus bisa terpenuhi di tengah masih mengganasnya badai corona di Indonesia, terutama Sumut.
“Kita berharap para pelaku usaha agar mau memanfaatkan pembayaran secara digital dengan menggunakan merchant QRIS yang dinilai lebih nyaman dan efektif dalam bertransaksi,” ucap Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Soekowardojo saat Bincang Bareng Media (BBM) yang digelar secara tatap muka dan online dengan para wartawan, Jumat (29/01/2021).
Menurut Soekowardojo, hingga bulan Desember 2020 tercatat 232.645 merchant QRIS di Sumut. Di mana, jumlah merchant QRIS tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,35 persen (mtm) atau sebanyak 9.701 merchant bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berjumlah 222.944 merchant. Dari jumlah itu, sebanyak 139 ribu atau sekitar 66,0 persen merchant QRIS di Sumut merupakan merchant dengan skala usaha mikro.
“Dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi khususnya di sektor mikro, Bank Indonesia kembali memperpanjang skema MDR 0 persen untuk usaha mikro hingga tanggal 31 Maret 2021 mendatang. Sementara pada bulan November 2020, telah didistribusikan sebanyak 23.298 kartu berlogo GPN di Sumatera Utara, “ ujar Soekowardojo.
Mantan Kepala KPw BI Provinsi Jawa Tengah ini juga menambahkan, bahwa semua kegiatan ekonomi dilakukan guna mendukung akselerasi elektronifikasi transaksi pemerintah (ETP) melalui pembentukan TP2DD di Provinsi Sumut pada 14 Desember 2020 lalu.”Kita berharap TP2D dapat segera dibentuk di seluruh daerah di Sumatera Utara pada tahun 2021,” tambahnya.
Lebih jauh dikatakan, dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi khususnya di sektor mikro, Bank Indonesia kembali memperpanjang skema MDR 0 persen untuk usaha mikro hingga tanggal 31 Maret 2021 mendatang. Sementara pada bulan November 2020, telah didistribusikan sebanyak 23.298 kartu berlogo GPN di Sumatera Utara.
Mengenai perkembangan Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP), dirinya juga menjelaskan hingga bulan Desember 2020, 30 Pemda di Sumatera Utara telah menerapkan CMS SP2D. Di mana, 28 di antaranya bekerjasama dengan BPD Sumut, sementara untuk 2 Pemda lainnya bekerjasama dengan Himbara.
Sementara itu, untuk penerapan CMS OPD telah diimplementasikan di 18 daerah di Sumut. Guna menjaga awareness Pemda dan mengakselerasi perluasan ETP dan pembentukan TP2DD di Sumatera Utara, KPwBI Provinsi Sumatera telah melaksanakan kegiatan webinar “Sinergi”.
LIMA STRATEGI
Soekowardojo mengakui bahwa ekonomi Sumut secara keseluruhan pada 2020 akan lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat pandemi. Untuk itu pemulihan ekonomi diharapkan terus berlanjut hingga 2021 dengan mengupayakan sinergi melalui satu prasyarat dan lima strategi respon kebijakan.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi di Sumut selain perlu diperkuat pemulihan ekonomi juga penanganan kesehatan. Untuk pemulihan ekonomi, Bank Indonesia menerapkan kebijakan melalui lima strategi respon.
Kelima strategi tu yaitu pembukaan sektor produktif. Kedua, percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran). Ketiga peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran., Keempat, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial serta Kelima, digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM . “Sedangkan upaya penanganan kesehatan dilakukan melalui vaksinasi dan disiplin protokol Covid menjadi menjadi prasyarat utama untuk pemulihan ekonomi ke depan,” pungkas Soekowardojo. (pl)
Red. Pandi Lubis